Bupati Mempawah, Ria Norsan menyerahkan bonus kepada Asteryati dan sejumlah atlet lainya Kalbariana – Di kalangan olahragawan khususnya...
Bupati Mempawah, Ria Norsan menyerahkan bonus kepada Asteryati dan sejumlah atlet lainya |
Kalbariana – Di kalangan olahragawan khususnya cabang angkat berat, nama Asteryati sangat populer. Tidak saja faktor senioritas, prestasi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemkab Mempawah ini pun sangat mentereng.
Berawal dari memecahkan rekor nasional angkat berat di tahun 1994, sejak itu Aster menjadi langganan peraih medali di berbagai kejuaraan tingkat nasional. Bahkan di ajang bergengsi Pekan Olahraga Nasional (PON), Aster mampu meraih medali emas di tiga kali PON berturut-turut yakni: Pada tahun 1996; 2000 dan 2004.
Aster, sempat mengalami cedera. Empat tahun berikutnya yaitu pada PON 2008, Aster masih sanggup merebut medali perak.
“Di tahun 2008 saya kalah dengan atlet dari Lampung. Di provinsi itu pembinaan cabang angkat besi maupun angkat berat memang luar biasa. Mereka selalu menjadi saingan terberat di tingkat nasional,” kisah Aster.
Kini di usia menginjak kepala empat, ibu dua anak ini akan menutup lembar suksesnya di dunia angkat berat. Porprov XI Kalimantan Barat tahun 2014 lalu menjadi ajang terakhir yang diikutinya.
Meski mengaku masih sanggup bersaing di tingkat nasional, ia memilih berprestasi sebagai seorang istri, yakni taat pada suami. Ya, sang suami meminta Aster untuk pensiun sebagai atlet. Faktor usia menjadi satu di antara sebabnya. Aster mengaku tak keberatan. Menurutnya di Kabupaten Mempawah telah muncul sejumlah atlet muda yang potensial. “Penerus saya sudah banyak,” ujarnya
"Porprov kemarin, jadi ajang yang terkahir. Sebenarnya saya masih yakin dan mampu untuk ikut lagi, minimal dapat Perak lah. Hanya saja, umur dan suami sudah tidak mengizinkan, ya balik ke PNS lagi lah," kata atlet cabang angkat besi yang sudah 20 tahun ini.
Diceritakan Aster, awalnya bukan cabang Angkat Besi yang diminatinya, melainkan balap sepeda. Namun, ia mengaku sering jatuh, hingga diputuskan pindah ke alat berat. "Resiko angkat besi, pinggang, lutut. Pernah bagian pinggul saya cidera, sampai 5 bulan lamanya," paparnya.
Atlet angkat besi kelas 57 kilo ini juga mengungkapkan, awalnya orangtuanya tidak meresutinya, menekuini cabang olahraga ini. Namun, lama-kelamaan setelah dirinya mampu menunjukan prestasi, orangtuanya akhirnya menyetujinya.
Pada 10 Oktober 2014 silam, Pemerintah Kabupaten Mempawah menyerahkan bonus kepada sejumlah Kontingen, termasuk Asteryati. Dia mendapatkan bonus sebesar 15 juta rupiah. Uang ini kata dia, digunakan untuk biaya anak sekolah.
Setelah masa pensiun, ia berencana ingin menjadi pelatih angkat besi. Apalagi, ia melihat regenerasi angkat besi banyak."Uang bonus ini, untuk biaya pendidikan kedua anak saya yang masih sekolah," ungkapnya.
COMMENTS